Detail

Blog Image

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP KESEHATAN MENTAL PEREMPUAN

Dr. Yuniar, SpKJ (K), M.MRS

Direktur Utama RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat

            Pandemi COVID-19 menghadapkan umat manusia pada berbagai hal baru. Waktu terasa membeku, kondisi tubuh melemah, serta banyak beban tambahan yang terasa menghimpit dalam hal kesehatan, ekonomi, sosial, dan sebagainya. Secara psikologis, setiap orang menunjukkan respon yang berbeda terhadap kondisi ini, ada yang menjadi lebih baik dan belajar bersabar, namun ada pula yang hari-harinya didominasi oleh ketakutan, kesedihan, kemarahan, keputusasaan, dan trauma.

            Berbagai masalah kesehatan mental terjadi akibat stres terkait pandemi ini, dan sebagian besar di antaranya mengenai kaum perempuan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tingginya faktor risiko yang dimiliki perempuan, yang kemudian menjadi lebih berat dengan adanya pandemi ini, seperti misalnya kekerasan dalam rumah tangga, masalah hormonal, keterbatasan akses di lingkungan yang belum menerapkan kesetaraan gender, dan sebagainya.

Contoh nyata adalah saat pemeriksaan kehamilan yang biasanya penuh pencarian informasi oleh ibu hamil kepada dokternya kini sulit dilakukan. Kalaupun dapat dilakukan, ada berbagai pembatasan, misalnya pengurangan waktu tatap muka, tidak diperbolehkan untuk didampingi oleh suami, atau diganti dengan moda pertemuan daring. Saat melahirkanpun menjadi sumber stress tersendiri, karena ketidakpastian akan keamanan ruang bersalin dan perawatan dari COVID-19.

Para tenaga kesehatan perempuan juga cenderung mengalami tekanan mental yang lebih berat di masa pandemi ini, terutama karena dilema antara bekerja di rumah sakit atau merawat keluarganya, Selain itu ada kekhawatiran bahwa mereka akan menjadi sumber penularan bagi keluarga di rumah karena membawa virus dari rumah sakit. Beban kerja fisik di rumah sakit juga bertambah akibat berbagai pengaturan yang dilakukan untuk pelayanan pasien Covid-19, dan di rumahpun beban tidak terkurangi karena masih ada pandangan bahwa tugas domestic adalah ranah tugas perempuan (Chen et al., 2021; Verdolini et al., 2021). Sangat dibutuhkan ketrampilan koping yang efektif dan dukungan psikososial yang kuat untuk mengelola stress yang berat seperti ini, agar tidak jatuh ke dalam masalah kesehatan mental yang berat.

CEMAS DAN DEPRESI

Gangguan cemas dan Depresi adalah diagnosis yang paling banyak dilaporkan dalam penelitian terkait masalah kesehatan mental di masa pandemic COVID-19. Kecemasan pada umumnya ditandai dengan iritabilitas, gangguan tidur, hiperaktivitas otonomik, dan rasa tak nyaman yang tak jelas penyebabnya. Sementara pengidap Depresi pada umumnya mengalami mood yang sedih, mudah lelah, dan kehilangan minat. Sayangnya keluhan-keluhan ini tidak segera dikenali oleh penyandangnya, dianggap sebagai hal yang biasa sampai jatuh ke dalam kondisi yang berat.

OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER (OCD)

Masifnya kampanye protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus ini memicu obsesi akan penularan virus dan kompulsi berupa cuci tangan berkali-kali, mencuci pakaian berkali-kali, atau memastikan bahwa semua orang di sekitarnya mencuci tangan dengan benar. Manifestasinya dapat pula berupa berbelanja dan menimbun persediaan sabun cuci tangan, masker, vitamin dan perbekalan makanan.

MENCEGAH DAN MENGATASI MASALAH KESEHATAN MENTAL DI MASA PANDEMI COVID-19

Yang pertamakali harus dilakukan adalah membuka diri, menerima bahwa ini adalah hal baru yang mungkin saja akan berlangsung selamanya. Resapi ini dengan sepenuh hati, lalu pikirkan bagaimana kita akan menyesuaikan diri dengan hal baru ini; bagaimana kita mengatur prioritas dalam hidup, apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman sendiri maupun orang lain, kenali kelebihan dan kekurangan kita, serta bagaimana kita akan melangkah ke depan.

Berikut ini adalah tips ringkas mengatasi kesehatan mental akibat Pandemi COVID-19

  1. Mengatasi kecemasan
    • Kenali ketakutanmu, lalu bicarakan dengan orang lain bila tak dapat kau atasi sendiri.
    • Merencanakan rutinitas harian akan membuatmu mudah beradaptasi dan tenang
    • Buat garis tegas antara waktu bekerja dan waktu bersantai atau istirahat, lalu ikuti dengan patuh
    • Bagi pekerjaanmu ke dalam sesi-sesi yang tak terlalu panjang, lalu istirahat sepenuhnya ketika jeda.
  2. Mengatasi rasa kesepian
  • Banyak platform digital yang dikembangkan untuk menjaga keterhubungan dengan lingkungan sosialmu. Pilih yang sesuai dengan karakter dan kebutuhanmu, lalu aktiflah di sana.
  • Tetaplah terhubung dengan orang-orang terdekat, baik melalui telepon ataupun videocall
  • Lakukan aktivitas fisik yang menyenangkan
  • Apabila terasa sangat mengganggu, segera cari bantuan profesional
  1. Mengatasi masalah dalam konsentrasi dan motivasi
    • Ingatlah bahwa saat ini banyak orang mengalami hal yang sama.
    • Lakukan yoga atau latihan pernafasan lain
    • Kenali batas kemampuanmu, baik dalam hal fisik maupun mental.
    • Tetaplah rasional dalam menetapkan target yang akan dicapai, sesuaikan dengan kemampuanmu
  2. Mengatasi panik dan ketakutan
    • Jujurlah pada diri sendiri, akui bahwa sedang berada dalam kondisi panik atau takut
    • Cari bantuan profesional bila tak mampu atasi sendiri ketakutan tersebut
    • Sediakan waktu untuk melakukan praktek relaksasi dan latihan pernafasan
  3. Mengatasi ketakutan akan masa depan
    • Terimalah dengan lapang dada kenyataan bahwa saat ini banyak orang juga mengalami hal yang sama
    • Ingatlah bahwa orang-orang di masa lampau juga banyak yang mengalami hal serupa, bahkan lebih buruk dari ini. Mereka bertahan, dan kita juga akan bisa bertahan
    • Jangan percaya begitu saja kepada semua informasi yang datang. Validasi pemahamanmu dengan bertanya kepada orang lain yang dapat dipercaya.

Perempuan adalah nyawa dari sebuah bangsa. Dimulai dari dalam keluarga, perempuan adalah cahaya harapan yang bersinar dengan kasih sayangnya. Pandemi COVID-19 boleh mengubah bermacam-macam tatanan kehidupan kita, namun perempuan adalah yang menyalakan obor harapan dalam gelapnya pandemi ini. Tetap menjaga kesehatan mental di masa pandemi dan tetaplah menjadi sumber kasih sayang bangsa ini.

Editor: RendiYS

DAFTAR PUSTAKA

Chen, R., Sun, C., Chen, J. J., Jen, H. J., Kang, X. L., Kao, C. C., & Chou, K. R. (2021). A Large-Scale Survey on Trauma, Burnout, and Posttraumatic Growth among Nurses during the COVID-19 Pandemic. International Journal of Mental Health Nursing, 30(1), 102–116. https://doi.org/10.1111/inm.12796

Keet, R., De Vetten-Mc Mahon, M., Shields-Zeeman, L., Ruud, T., Van Weeghel, J., Bahler, M., Mulder, C. L., Van Zelst, C., Murphy, B., Westen, K., Nas, C., Petrea, I., & Pieters, G. (2019). Recovery for all in the community; Position paper on principles and key elements of community-based mental health care. BMC Psychiatry, 19(1), 1–12. https://doi.org/10.1186/s12888-019-2162-z

Verdolini, N., Amoretti, S., Montejo, L., García-Rizo, C., Hogg, B., Mezquida, G., Rabelo-da-Ponte, F. D., Vallespir, C., Radua, J., Martinez-Aran, A., Pacchiarotti, I., Rosa, A. R., Bernardo, M., Vieta, E., Torrent, C., & Solé, B. (2021). Resilience and mental health during the COVID-19 pandemic. Journal of Affective Disorders, 283(January), 156–164. https://doi.org/10.1016/j.jad.2021.01.055

Kategori

Terkini

Tags

Testimonials